Babakan, Cirebon. – Kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup adalah dambaan setiap orang. Namun, kebahagiaan dan ketenangan seperti apa yang didambakan itu ? Dalam pandangan Islam, ketenangan sejati bisa dicapai melalui pemahaman dan penerapan ajaran Allah SWT.
Dalam acara kajian tematik bulanan Majelis Cinta Rasulullah SAW yang diselenggarakan oleh Muslim Community Sharing (MCS) di Markaz Dakwah MCS Sabilul Huda, Besi Café Babakan kerja bareng Menara Wisata Cirebon dengan Tema: Kunci Hidup Tenang, pada Sabtu 06 Desember 2025, Pukul : 08.00 – 11.30 WIB, Narasumber: KH. Drs. Hamdi Mustahdi, M.Pd, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amanah, Gedongan, Cirebon. Ustadz Amad, Pimpinan Cabang Menara Wisata Travel Haji dan Umroh Cirebon, dan Ustadzah Bayyinah. Dimeriahkan oleh Hadroh Anizar, Ciawijapura, Susukanlebak, Cirebon. Serta pembacaan Puisi Rindu Baitullah oleh Artis Anneke Puteri dan MasGe Wathon dari Cirebon.
Abuya KH. Drs. Hamdi Mustahdi, M.Pd, dalam kajiannya membahas seputar Kunci Hidup Tenang, dengan memperbanyak mengingat Allah SWT melalui ibadah dan dzikir, membersihkan hati dari sifat iri dengki, hasud, sombong dan lainnya. Salah satu kunci meraih hidup tenang adalah memperbanyak ibadah dan dzikrullah. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah SWT menjelaskan, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab (Al-Qur’an). Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sungguh, dzikrullah (mengingat Allah) itu lebih besar (keutamaannya dibanding ibadah-ibadah lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-’Ankabut: 45).
Begitu juga yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits, “Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak bagiku, maka kabarkanlah kepadaku akan sesuatu yang aku (bisa selalu) berpegang dengannya. (Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, ‘(Hendaknya) lisanmu sentiasa basah dengan dzikrullah (berdzikir kepada Allah).’ (HR. At-Tirmidzi).
Agama Islam mengajarkan agar umatnya selalu membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti iri dengki, hasud, sombong dan lainnya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Memperbanyak do’a menjaga hati dari iri dan dengki agar hati tetap bersih dan tenang. Hati yang bersih menjadi sumber dari segala kebaikan. Sebaliknya, hati yang dipenuhi iri dan dengki akan menimbulkan kebencian dan memutus tali silaturahmi antar sesama. Rasulullah SAW pun memperingatkan bahaya penyakit hati yang dapat menghancurkan amal baik seseorang.
Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Jika rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari).
Dalam penutupnya, KH. Drs. Hamdi Mustahdi, M.Pd, berwasiat agar memperbanyak membaca istighfar memohon ampunan Allah SWT dan do’a agar hati selalu dijaga dan bersih, “Allahumma Thohhir Qolbi Minal Ghilli Wal Hasadi”. Artinya: “Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari rasa benci dan dengki.”
Semoga Allah SWT melimpahkan Taufiq-Nya, senantiasa memberikan hidayah-Nya, dan melindungi kita semua, aamiin ya robbal ‘aalamiin.
Tulis Komentar